Peningkatan
Literasi Digital Siswa Bersama Rumah Belajar
1.Peristiwa (Fact) Latar Belakang Aksi Nyata
Sudah dua tahun pandemi COVID-19 mewabah dan learning loss menjadi
salah satu dampak sosial negatif yang muncul. Pandemi menyebabkan proses
belajar mengajar harus dilakukan secara daring. Dalam penyelenggaraannya,
pendidikan selama pandemi memegang prinsip mengutamakan kesehatan dan
keselamatan, serta mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak. Karena itu,
pemerintah selalu mengkaji kebijakan pembelajaran sesuai dengan konteks
perkembangan pandemi dan kebutuhan pembelajaran. Secara bertahap, saat ini
sekolah-sekolah di Indonesia sudah melaksanakan pembelajaran secara langsung.
Hal ini dilakukan sebagai solusi untuk mencegah dampak sosial negatif
berkepanjangan yang muncul pada siswa, salah satunya adalah learning
loss.
Pembelajaran tatap muka saat ini
dilakukan terbatas. Dengan demikian, sangat dibutuhkan adanya sumber belajar
atau referensi rujukan tambahan untuk membantu proses belajar anak. Di masa
pandemi seperti sekarang ini, belajar secara online/ streaming menjadi sebuah
kewajiban bagi seluruh siswa & siswi demi memutus persebaran virus Corona
penyebab penyakit Covid-19. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung program pemerintah Indonesia, melalui Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) meluncurkan portal belajar
online yang dikenal dengan nama Rumah Belajar.
Fitur utama Rumah Belajar
1. Kelas Digital
2. Sumber Belajar
3. Bank Soal
4. Laboratorium Maya
Portal Rumah Belajar yang bisa diakses di
https://belajar.kemdikbud.go.id ini tidak hanya dimanfaatkan oleh siswa &
siswi, tetapi juga para guru untuk mendukung proses belajar mengajar agar
menjadi lebih interaktif. Dan bisa diakses kapanpun, baik di dalam atau diluar
jam belajar.
Rumah Belajar sendiri ternyata sudah mulai dirintis Kemendikbud
dari tahun 2008, secara resmi diluncurkan 3 tahun setelahnya. Tujuan utama
program Rumah Belajar adalah :
1. Memperluas
dan mempermudah akses materi pembelajaran bagi siswa.
2. Meningkatkan
kemampuan para pengajar untuk beradaptasi dengan teknologi.
Ini semua dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman digital.
Sedangkan materi yang tersedia di Rumah Belajar disediakan oleh Kemendikbud.
Seluruh materi disajikan menggunakan audio video, sehingga akan mempermudah
memahami materi terkait.
Fitur utama Rumah Belajar
Melihat dari situ Rumah Belajar Kemendikbud, dibagi menjadi 4
fitur utama, yaitu :
1. Kelas Digital
Kelas Digital ini merupakan Learning Management System (LMS) yang
dikembangkan dengan tujuan memfasilitasi proses pembelajaran virtual antara
guru dan siswa.
2. Sumber Belajar
Sumber belajar ini merupakan fitur yang menyajikan materi bagi
siswa dan guru berdasarkan kurikulum, dalam bentuk gambar, video, animasi,
simulasi, evaluasi, dan permainan.
3. Bank Soal
Bank soal ini merupakan kumpulan soal dan materi evaluasi siswa
yang dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran.
4. Laboratorium Maya
Laboratorium Maya ini merupakan simulasi praktikum yang disajikan
secara interaktif dan menarik, tersedia lembar kerja siswa dan teori praktikum.
Selain itu, juga tersedia fitur lainnya, yaitu :
1. Buku sekolah elektronik
Buku sekolah elektronik ini menjadi alternatif untuk para siswa
yang tidak dapat membeli buku fisik. Selain itu sebagai tambahan referensi
acuan belajar. Saat ini telah tersedia lebih dari 2000 buku
2. Modul digital
3. Peta budaya
Peta budaya ini digunakan untuk mempelajari berbagai macam budaya
di Indonesia
4. Wahana jelajah angkasa
Wahana jelajah angkasa digunakan sebagai simulasi benda-benda
angkasa
5. Pengembangan keprofesian berkelanjutan
Yang dilakukan pada aksi nyata berikut alasan
melaksanakan aksi nyata :
Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid di
maksudkan untuk mewujudkan kepemimpinan murid, program ini di lakukan dengan
harapan siswa siswi bisa menumbuhkan sikap berani dalam dirinya, berani tampil
dan mengekspresikan dirinya dan menghargai seni dan budaya nasional dan bisa
mengembangkan potensi atau bakat yang di milikinya.
Aksi nyata ini di lakukan untuk mewujudkan langkah pengelolaan
program yang berdampak pada murid dengan berbasis pemetaan aset sekolah
menggunakan model BAGJA Yang dilakukan guna memastikan sebuah program yang
berdampak pada murid. Sehingga bisa menjadi langkah konkrit keterlibatan
sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah.
Tujuan Utama melaksanakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut
:
§
Membangun kesadaran siswa atas pentingnya meningkatkan literasi
digital untuk mendukung pembelajaran
yang efektif
§
Menumbuhkan kemampuan berprikir kritis siswa
§
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan siswa
§
Menjadikan kegiatan literasi digital sebagai budaya positif bagi
siswa
§
Melatih kemandirian siswa dalam memecahkan masalah
§
Menumbuhkan budi pekerti dan kepribadian yang baik kepada siswa
§
Memanfaatkan gawai/gadget yang dimiliki dalam menumbuhkan dan
meningkatkan literasi murid.
Hasil Aksi Nyata yang di lakukan
Secara umum program
berjalan dengan baik, sehingga tujuan dapat tercapai. Adapun kegiatannya adalah
sebagai berikut:
1.
Murid mengaktifkan akun
belajar id dibimbing oleh guru dan petugas operator sekolah
2.
Murid membuat akun dan
login di portal rumah belajar
3.
Murid mendapatkan
sosialisasi fitur, menu dan kegunaan portal rumah belajar
4.
Dengan bimbingan guru,
murid memanfaatkan konten di rumah belajar untuk mendukung pembelajaran.
Dengan terlaksananya program ini , maka program ini pada
dasarnya dirancang untuk menumbuhkan akan pentingnya budaya literasi baik
dengan buku-buku yang ada di perpustakaan maupun dengan memanfaatkan kanl-kanal
digital. Siswa-siswi perlu di perkenalkan betapa pentingnya kegiatan literasi
yang dilakukan sehingga sebagai generasi muda penerus bangsa akan selalu
menjunjung budaya yang mampu menggunakan gadget secara bijak. Di perlukan
sebuah pembiasaan yang menjadi sebuah budaya. Dengan pelaksanan kegiatan yang
rutin dan berkelajutan dari program ini maka dampak pada murid dalam hal
meningkatkan minat dan bakat serta jiwa kepemimpinan dan juga kepedulian akan
literasi akan membuahkan hasil.
Kegiatan
literasi digital yang di lakukan di SMPN 2 Tanjungsari di atas menunjukan bahwa
kegiatan literasi tidak semata – mata dilakukan secara manual saja, tetapi juga
bisa dilakukan secara digital dengan bimbingan oleh guru . Untuk memperkaya
sumber belajar, Peserta didik diberikan pengarahan untuk memanfaatkan segala
fitur yang ada di rumah belajar untuk menunjang pembelajaran mereka . Dengan demikian,
loss learning akibat pembelajaran tatap muka terbatas dapat diminimalisasi.
2.PERASAAN (FEELING)
Perasaan saat merencanakan aksi nyata program yang berdampak
pada murid ini adalah merasa tertantang karena program ini bertujuan untuk
meminimalisasi loss learning sekaligus meningkatkan literasi siswa.
Saya juga merasa optimis dengan pencapaian program yang sudah
berjalan. Terlaksananya program ini tidak terlepas dari kolaborasi semua
pemangku kepentingan (kepala sekolah, OPS, guru) terutama siswa yang sangat
antusias terlibat dalam program literasi digital ini. Dengan respon yang baik
dari warga sekolah terutama murid membuat saya ingin terus terlibat dalam
pengelolaan program ini agar lebih baik lagi ke depannya dan dengan harapan
dapat terus berkelanjutan.
3. PEMBELAJARAN ( FINDING) YANG DI DAPAT DARI
PELAKSANAAN AKSI NYATA.
Pembelajaran yang di dapatkan dari aksi nyata adalah terwujudnya
kepemimpinan murid dalam literasi digital untuk meminimalisasi loss learning, menumbuhkan minat baca
serta jiwa kepemimpinan, terwujudnya karakter siswa yang memiliki pengetahuan
dari sumber – sumber informasi yang diperoleh dan menjadi siswa yang berani
tampil dan mengekspresikan bakat maupun potensinya pada akhirnya besar harapan
saya bahwa program ini akan bisa mewujudkan profil pelajar pancasila.
Dari aksi nyata ini saya mendapatkan banyak pelajaran penting,
yaitu bagiamana saya menyusun dan mengelola sebuah program yang berdampak pada
murid dengan pemetaan aset model BAGJA. Selain itu saya menyadari pentingnya
kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk suksesnya program ini. Saya juga
belajar bahwa peran guru tidak terbatas pada pembelajaran di dalam kelas saja
namun harus peduli dan ikut terlibat dalam mengelola program yang berdampak
pada murid .
4. PENERAPAN KEDEPAN (FUTURE) RENCANA
PERBAIKAN UNTUK PELKASANAAN DI MASA DEPAN
Recana perbaikan ke depan yaitu mengoptimalkan kolaborasi dengan
seluruh guru mata pelajaran agar mendampingi siswa untuk mengakses portal rumah
belajar sebagai referensi dan sumber
belajar tambahan untuk siswa.
Demikianlah aksi nyata modul 3.3 Pengelolaan Program yang
Berdampak pada Murid yang saya lakukan di sekolah saya SMPN 2 Tanjungsari,
semoga program yang saya lakukan ini dapat meminimalisasi loss learning di sekolah saya sekaligus meningkatkan literasi siswa
.