Sabtu, 26 Februari 2022

3.2.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 20

 


3.2.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 20

Imam Mas'ud, S.Pd

Tidak terasa, tibalah kami di  minggu ke-20 pendidikan guru penggerak angkatan 3 Kabupaten Lampung Selatan. Di minggu ke-20 ini, kami memulai aktivitas pembelajaran Modul 3.2. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.

Jurnal refleksi minggu ke-20 ini saya menggunakan model 4F. Model 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut.

1.       Fact (Peristiwa)

a.    Mulai dari diri

Aktivitas yang dilakukan dalam mulai dari diri adalah mengingat ulang pengetahuan tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada, merefleksikan hasil jawaban yang dimiliki dari pengetahuan awal tentang materi ini dengan keadaan di sekolahnya, dan mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi ini.

b.    Eksplorasi konsep mandiri

Dalam aktivitas pembelajaran eksplorasi konsep mandiri Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya saya belajar Berpikir berbasis aset dan berpikir berbasis kekurangan/masalah, menggunakan Strategi pengelolaan sumber daya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD), melakukan Pemetaan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah menggunakan tujuh aset/sumber daya berdasarkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development) CGP,  mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah,  mengidentifikasi peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset Based Community Development/ABCD), memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya, dan mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.

c. Eksplorasi konsep forum diskusi

Di sesi ini saya mendiskusikan beberapa pertanyaan yang terkait materi dari Eksplorasi konsep sebelumnya dengan seluruh CGP dan dipandu oleh fasilitator, memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya, mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid, dan memahami cara berpikir dengan pendekatan asset-based thinking.

d.    Lokakarya 5.

Lokakarya ke 5 PGP angkatan 3 Kabupaten Lampung Selatan dilaksanakan pada 26 Februari 2022 bertempat di Gedung SMP Yadika Natar Lampung Selatan. Lokakarya kali ini memiliki kesan tersendiri bagi kami. Untuk pertama kalinya dalam pelaksanaan loka karya angkatan ke 3 guru penggerak Kabupaten Lampung Selatan, ada beberapa rekan CGP yang berhalangan hadir dikarenakan terpapar Covid 19. Tapi puji syukur alhamdulillah lokakarya dapat berjalan dengan lancar. Untuk lokakarya 5, topik pembelajaran modul adalah :  Refleksi Kompetensi Calon Guru Penggerak. Berdasarkan topik tersebut, CGP dapat merefleksi diri sejauh mana perkembangan kompetensi calon guru penggerak selama mengikuti program ini.

2. Feelings (Perasaan)

Saya sangat senang karena mendapatkan konsep baru tentang pendekatan berbasis aset. Konsep yang dapat memberikan perubahan ke arah lebih baik pembelajaran di sekolah. Bagaimana kita sebagai pemimpin belajar menemukan/mengidentifikasi, mengelola dan mengevaluasi sumber daya yang dimiliki sekolah sebagai kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

3.    Findings (Pembelajaran)

Dalam modul pemimpin dalam pengelolaan aset saya belajar bagaimana mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah,  dalam modul ini pun saya belajar untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dan bagaiman mengelola sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset Based Community Development/ABCD) selanjutnya melakukan pemetaan sumber daya tersebut dan mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.

4.    Future ( Penerapan)

Ke depannya saya akan berupaya untuk mengidentifkasi sumber daya yang ada di sekolah Saya yaitu SMPN 2 Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan, melakukan pemetaan dan mengevaluasi hasil pemetaan tersebut. Proses akan dilakukan sebagai upaya perbaikan ekosistem sekolah yang lebih berpihak kepada murid dan mampu menciptakan kemerdekaan belajar, sehingga murid dapat hidup dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.


Sabtu, 19 Februari 2022

3.1.a.10.3. Jurnal Refleksi Minggu 19

 


Jurnal Refleksi Mingguan – Minggu 19 (Model 4P)

Imam Mas'ud

Peristiwa

Pada minggu ini saya masih melanjutkan pembelajaran tentang pengambilan keputusan. Sesi pembelajaran minggu ini, saya mengerjakan tugas demonstrasi kontekstual, mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman bersama instruktur yang sangat enerjik dan inspiratif Bu Monika Irayati Irsan. Dalam elaborasi konsep ini banyak hal yang belum saya pahami akhirnya menjadi paham dengan pemaparan materi dari beliau.  Selanjutnya berbagi pemahaman lewat Koneksi Antarmateri. Pada bagian ini, saya berusaha menemukan keterkaitan antarmateri. Keterkaitan tersebut membuka pemahaman terkait materi yang ada di dalam modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Perasaan

Melanjutkan modul 3.1. ini ada sedikit rasa lega. Kelegaan tersebut karena menjadi lebih memahami materi pengambilan keputusan setelah mengikuti elaborasi konsep bersama instruktur, fasilitator, PP dan rekan CGP lain. Selain itu semua tugas di modul 3.1 sudah selesai dikerjakan. Selain itu, juga lebih tenang saat mempersiapkan aksi nyata pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pembelajaran

Pembelajaran utama yang diperoleh adalah semakin terbukanya pemahaman tentang pengambilan keputusan yang tepat. Semakin terbukanya pemahaman ini merupakan awal kemudahan dalam mengimplementasikan di sekolah. Saya jadi mendapat inspirasi untuk mengimplementasikan aksi nyata di sekolah. Tahapan yang akan dilaksanakan di antaranya, yaitu melakukan analisis keputusan yang telah dibuat oleh sekolah. Kasus yang diangkat adalah kejadian di sekolah. Setelahnya melakukan diskusi dengan sejawat dalam komunitas praktisi di sekolah. Hasil diskusi dijadikan sebagai bahan refleksi perbaikan ke depannya.

Perubahan

Perubahan nyata yang terjadi pada diri saya adalah meningkatnya pemahaman terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.  Hal ini terlihat dari tidak ada lagi kendala yang berarti dalam melakukan analisis beberapa pengambilan keputusan di sekolah. Kedepannya saya berupaya  untuk berusaha seoptimal mungkin menerapkan paradigma, prinsip, dan langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.


Jumat, 18 Februari 2022

3.1.a.9 Koneksi Antar Materi

 

3.1.a.9. Koneksi Antar materi

Oleh : Imam Mas’ud

Assalamualaikum. Alhamdulillah saya sampai pada modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi di Program Pendidikan Guru Penggerak. Untuk membantu mengerjakan tugas kali ini ada 9 pertanyaan pemandu untuk mememudahkan kami memaparkan keterkaitan antara materi dari modul 1 hingga modul 3.1 ini.

Adapun pertanyaan-pertanyaannya adalah sebagai berikut.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

1  Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

 Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara terdiri atas tiga semboyan yakni.

Pertama, Ing Ngarso Sung Tulodo, hal ini berarti bahwa pada saat kita berada di depan sebagai seorang guru, yang tentunya juga sebagai panutan, kita dapat memberikan teladan yang baik bagi murid-murid. Oleh karena itu dalam mengambil suatu keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru harus terlebih dahulu menganalisis dan mempertimbangkan matang-matang karena segala keputusan yang diambil akan menjadi contoh bagi murid – muridnya termasuk juga bagi lingkungan di sekitarnya.

Kedua Ing Madyo Mangun Karso, hal ini berarti kita sebagai seorang pendidik  dapat membangun karsa atau kemampuan atau semangat pada saat di tengah anak didik kita. Oleh sebab itu, guru harus mampu mengambil keputusan-keputusan yang berpihak kepada murid dan dapat membangkitkan karsa semangat dan kemampuan murid-muridnya agar murid-muridnya dapat tumbuh sesuai dengan kodratnya.

Ketiga,  Tut Wuri Handayani, yang berarti di belakang dapat memberikan dorongan kinerja pada murid agar dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya.  Ini berarti bahwa guru harus mampu mengambil suatu keputusan terkait proses pembelajaran dan kegiatan sekolah yang dapat mendorong kinerja murid agar dapat berkembang sesuai dengan minat, profil dan kesiapan belajarnya sehingga seluruh murid terakomodasi dan terpenuhi kebutuhan belajarnya.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam suatu pengambilan keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik sanga berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang diambilnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan yang dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan tersebut. Ketiga prinsip tersebut antara lain Rule-based Thinking atau pemikiran berbasis peraturan, End-based Thingking atau pemikiran berbasis hasil akhir dan Care-based Thingking atau pemikiran berbasis rasa peduli.

Rule-based Thinking biasanya diambil oleh orang-orang yang mengedepankan intuisi, kejujuran, aturan atau suatu prinsip yang mendalam. End-based Thingking biasanya diambil oleh orang-orang yang mengutamakan nilai-nilai agama, penghargaan akan kehidupan, masa depan dan kepentingan orang banyak, sedangkan Care-based Thingking biasanya diambil oleh orang-orang yang mengutamakan rasa kasih sayang, cinta, toleransi, kesetian dan  empati.

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh fasilitator juga pendamping praktik telah membantu saya berlatihnya evaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan. Coaching yang kita lakukan terhadap murid kita tentu membawa manfaat yang sangat berarti. Murid akan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk terus belajar dan menemukan solusi atas masalahnya,hal ini tentu memberi dampak pada tercapainya kompetensi tertentu, membangkitkan motivasi dan komitmen pada perubahan. Sebagai pemimimpin pembelajaran apabila murid kita memperoleh coaching yang tepat, tentunya sangat berpengaruh dalam melakukan pengembangan kinerja dengan lebih strategis dan sangat berpengaruh bagi keputusan yang diambil. Coaching pun sangat efektif terutama dalam pengujian pengambilan keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai guru, kita mesti memiliki kemampuan dalam mengelola aspek social emosiaonalnya agar tepat ketika mengambil sebuah keputusan. Kita mesti mempertimbangkan kebutuhan dan menunjukkan keberpihakan kita pada murid.  Kita tidak tahu akan menjadi apa murid-murid kita kelak. Kita juga tidak  Jika saat ini kita mengambil keputusan yang salah, bisa jadi akan menghambat langkahnya mencapai cita-cita murid. Bisa saja murid berubah menjadi lebih baik berkat keputusan yang kita ambil tentangnya. Bisa juga dengan keputusan kita yang tepat saat ini murid bisa menemukan potensi diri yang tersembunyi. Oleh karena itu penting mengubah mindset kita, bahwa proses pembelajaran sejatinya pengambilan keputusan yang memerdekakan murid.

 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral dan etika berkaitan erat dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Moral dan etika adalah satu kesatuan merupakan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Moral dan etika tetaplah harus tertanam sebagai nilai seutuhnya pada pribadi pendidik. Pembahasan studi kasus yang fokus pada moral dan etika merupakan langkah awal bagi pendidik untuk mengenali nilai-nilai dalam diri. Melalui pembahasan studi kasus pendidik bisa sekaligus mengeksplorasi nilai-nilai lainnya dalam diri antara lain peduli dan tanggung jawab. Selain itu, kedua nilai ini akan memberikan kemudahan bagi guru untuk membedakan bujukan moral dan dilema etika. Dalam studi kasus pengambilan keputusan, seorang pendidik harus memahami terlebih dahulu perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika.

6 . Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, yang tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat berpegangan pada kepentingan terbaik bagi semua pihak. Sehingga tidak ada pihak-pihak yang tersakiti akibat pengambilan keputusan tersebut. Tentunya bukan hal yang mudah. Membutuhkan upaya yang terencana dan sistematis

Sebuah pengambilan keputusan yang baik dan tepat tentunya harus dilakukan secara bertahap dan menganalisis terlebih dahulu berbagai aspek.  Hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah empat paradigma dilema etika. Kita harus melihat terlebih dahulu paradigma dilema etika apa yang sedang terjadi? Apakah paradigma Dilema etika individu melawan masyarakat, rasa keadilan melawan rasa kasihan, kebenaran melawan kesetiaan, atau jangka pendek melawan jangka Panjang. Kita juga harus melihat misi pengambilan keputusan yang paling tepat. Apakah Rule-based Thingking, Apakah End-based Thingking dan apakah Care-based Thingking. Selanjutnya keputusan tersebut haruslah diambil dengan menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan.

Ada 9 langkah-langkah yang dapat dilakukan :

Pertama adalah mengenali terlebih dahulu nilai-nilai yang saling bertentangan.

Kedua menentukan pihak-pihak yang terlibat

Ketiga mengumpulkan fakta-fakta secara lengkap dan detail

Keempat melakukan pengujian benar atau salah

Kelima melakukan pengujian benar melawan benar

Keenam melakukan prinsip revolusi

Ketujuh mencoba mencari atau menginvestigasi opsi trilemma

Kedelapan membuat keputusan

dan yang terakhir atau kesembilan yaitu melakukan refleksi dan mengambil pelajaran dari suatu keputusan yang telah diambil.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?          

Melakukan hal baru adakalanya di tengah perjalanan menemukan kesulitan. Bisa jadi kesulitan muncul karena masalah  paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadangkala kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Yang kedua tidak semua stakeholder di  sekolah berkomitmen untuk menjalankan keputusan bersama. Yang ketiga terkadang ada keputusan sekolah tidak melibatkan segenap stake holder di sekolah khususnya guru, sehingga terdapat kendala-kendala dalam proses pelaksanaan keputusan.

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid – murid kita?

Pengambilan keputusan sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Bentuk pengaruh nyata terlihat dari pengambilan keputusan terkait proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keputusan dalam menentukan bentuk-bentuk diferensiasi yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Selain itu juga terkait dengan keputusan untuk mengembangkan proses pembelajaran berpihak pada murid. Semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil. Apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid – muridnya?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memahami paradigma pengambilan keputusan. Hal ini akan membantu mempermudah dalam menentukan prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin pembelajaran harus berpihak pada murid. Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan sangat mempengaruhi masa depan peserta didik. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari pembelajaran modul materi ini dan keterikatannya dengan modul-modul sebelumnya adalaha bahwa  kita harus mempelajari pengambilan keputusan dengan tepat dalam pengajaran yang memerdekakan anak demi kebaikan mereka di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk bisa menghadirkan masa depan murid yang lebih baik, guru juga perlu mempertimbangkan bentuk diferensiasi dan sosial emosional murid dalam pengambilan keputusan. Tujuannya agar keputusan pengajaran yang kita lakukan sesuai kebutuhan mereka saat ini dan masa depan.

Selain itu, sebagai seorang guru sudah seharusnya mengubah mindset, bahwa pengajaran yang dilakukan adalah bentuk dari coaching. Dalam hal ini guru harus memberikan bimbingan agar murid bisa mengambil keputusan terbaik bagi kehidupannya di masa kini dan masa depan. Dengan demikian, pengambilan keputusan dalam pengajaran yang memerdekakan murid haruslah benar-benar berpusat pada murid. Hal ini sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Sehingga profil pelajar pancasila dapat benar-benar dimiliki oleh semua peserta didik kita.

 


Sabtu, 12 Februari 2022

3.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 18

 


3.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 18

Model 4F

Imam Mas’ud, S.Pd

1. Facts (Peristiwa)

Pada Minggu ini kami masih di modul 3.1 yang membahas tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Di minggu ke-18 ini kami para CGP melakukan beberapa aktivitas pembelajaran meliputi:

 

3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Nilai-nilai Kebajikan Universal

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Prinsip Pengambilan Keputusan

3.1.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

3.1.a.4.3. Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep

3.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

3.1.a.5.1. Ruang Kolaborasi - Kerja Kelompok

3.1.a.5.2. Ruang Kolaborasi - Presentasi

Refleksi terbimbing

 

2. Feelings (Perasaan)

Perasaan saya saat memulai pembelajaran Modul 3.1 sejujurnya saya sangat kesulitan memahaminya bahkan harus membaca dan mendengarkan tayangan video secara berulang-ulang. Dengan adanya ruang kolaborasi,  alhamdulilah banyak hal yang bisa saya pahami tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.

 

3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya pelajari di modul ini diantaranya :

a. Membedakan dilema etika/ethical dilemma dengan bujukan moral/moral temptation, mengidentifikasi jenis-jenis dilema berdasarkan 4 paradigma

b. Memahami 4 paradigma dilema etika dan membuat inferensi/kesimpulan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

a. Memahami bahwa pada diri kita sudah tertanam prinsip-prinsip tanpa kita menyadarinya yang akhirnya menentukan kecenderungan seseorang dalam mengambil keputusan.

b. Mempertanyakan pemahamannya tentang ketiga prinsip pengambilan Forum Diskusi – Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam situasi dilema etika yang dihadapi seseorang serta mendiskusikan langkah pengambilan dan pengujian tersebut


4. Future (Penerapan)

Dengan memahami modul 3.1 ini semoga saya bisa menerapkan langkah pengambilan dan pengujian

keputusan dengan menerapkan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam situasi

dilema etika yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di sekolah. Dan harapannya saya bisa

membagikan pemahaman ini kepada rekan sejawat di komunitas praktisi.

Sabtu, 05 Februari 2022

3.1.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 17

 


JURNAL REFLEKSI MINGGU 17

Oleh : Imam Mas’ud, S.Pd

Model 4 P

Peristiwa

Setelah 6 pekan off Alhamdulillah akhirnya pada minggu ini sayamemulai kembali rangkaian kegiatan pendidikan guru penggerak. Dimulai dengan prestes. Lalu mulai dari diri dan eksplorasi konsep  belajar banyak hal terkait pengambilan keputusan. Mulai dari diri saya mengenal materi awal. Selanjutnya pada bagian Eksplorasi Konsep, saya mendalami lagi materi tentang 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Materi disajikan dalam bentuk studi kasus. Dari beberapa kasus yang disajikan mampu membuka pemahaman saya tentang pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika. Selain itu, saya juga bisa lebih memahami perbedaan antara dilema etika dengan bujukan moral.

Perasaan

Pada bagian awal modul ini saya merasa kurang bersemangat. Mungkin karena ada jeda 6 pekan sehingga harus kembali mengumpulkan semangat untuk meneruskan pendidikan guru penggerak. Namun, berkat motivasi dari fasilitator, pengajar praktik dan teman-teman satu angkatan berasa mendapatkan kembali energy yang sempat hilang.  Saya kembali  bersemangat melanjutkan proses pembelajaran. Hal ini karena banyak ilmu baru yang saya dapatkan selama mengikuti proses pembelajaran, baik dari bacaan, studi kasus, video maupun diskusi dengan sesama peserta.

 

Pembelajaran

Pembelajaran utama yang diperoleh adalah semakin terbukanya pemahaman tentang pengambilan keputusan. Selain itu, adanya kesadaran diri bahwa masih harus terus belajar dan praktik agar pengambilan keputusan bisa tepat sesuai 9 langkah yang ada. Hal ini mengingat praktik sebelumnya masih belum berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pembelajaran lainnya, bahwa benar adanya melalui banyak latihan akan mengasah kemampuan dalam melakukan sesuatu. Misalnya adalah pengambilan keputusan yang tepat.

Perubahan

Perubahan nyata yang terjadi pada diri saya adalah meningkatnya pemahaman terkait pengambilan keputusan. Selain itu, juga kompetensi terkait.. Perubahan lainnya adalah adanya niat untuk menyebarluaskan pengetahuan kepada rekan sejawat dalam komunitas praktisi sekolah nantinya.