3 Jurus Agar Tidak Dibenci Allah
By Muhammad Sholih
Sedekah Quran untuk orang tua
Aku mempunyai mobil Lamborghini Aventador berwarna emas, hebat kan?
Aku dong. Aku punya Chevrolet Camaro Bumblebee berwarna kuning. Mobil yang mirip dengan mobil dalam film Transformers. Harganya Rp1,9 miliar. Camaro SS ku bermodalkan mesin V8 dengan kapasitas mesin 6,2 liter. Hebat kan?
Aku mempunyai tiga apartemen di bilangan Sudirman, keren kan?
Aku…aku punya rumah mewah di Pondok Indah, tetanggaku banyak artis. Kayak Ahmad Dhani.
Begitulah ucapan-ucapan dari orang yang merasa memiliki segala. Hasil dari jerih payah sendiri. Sahabat, jangan menganggap semua itu milik kita dan hasil jerih payah kita sendiri. Allah paling tidak suka manusia yang sombong seperti ini. Mungkin inilah salah satu sebab Anda sedang ditimpa kemalangan saat ini. Bertubi-tubi, silih berganti.
Di saat seperti inilah Anda harus introspeksi diri. Apakah Anda telah bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya? Apakah Anda sudah lalai dari kewajiban-kewajiban Anda sebagai seorang muslim? Apakah Anda sudah begitu lupa diri?
“Saya akui memang kadang-kadang saya lalai kalau sedang berada di atas, kadang-kadang saya lupa kalau diri ini sedang bahagia, sampai kadang-kadang banyak kewajiban saya sebagai muslim telah saya tinggalkan. Maafkan saya yang lalai ini, ya Allah”
Alhamdullilah…berterimakasihlah kepada Allah yang telah menunjuki Anda rahmat ini. Tahu tidak? Jika Anda di dalam hati mengucapkan kalimat di atas, insyaallah, Allah akan mengampuni Anda dan memberi pahala yang besar sekali.
Lalu sekarang, bagaimana caranya kita bersyukur? Anda bisa melakukannya dengan bermacam-macam cara:
Berterima Kasih Langsung
Perwujudan rasa syukur yang paling sederhana adalah beterima kasih langsung kepada Allah Yang Maha Pemurah. Ucapkanlah Alhamdulillah atau sujud syukur setiap kali Anda mengalami kebahagiaan atau kesenangan.
Tingkatkan Takwa
Bersyukur juga bisa dilakukan dengan cara ibadah dan takwa, yaitu melakukan segala yang diperintahkan kepada Anda (seperti shalat, puasa, dan sebagainya) dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Bersedekah
Berikanlah kelebihan kebahagiaan yang Anda miliki kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Sesungguhnya semua rezeki yang diberikan kepada kita hanyalah titipan dari-Nya.
Yang kedua, Allah ingin menguji ketaatan hambaNya. Allah ingin menguji bagaimana kita bisa “survive under pressure” atau bagaimana kita bisa selamat dalam tekanan yang begitu berat. Seperti dikatakan di atas, musibah paling berat dirasakan apabila kita sedang dalam kondisi bahagia. Nah, mungkin di sinilah Allah ingin melihat bagaimana sikap kita jika diberi ujian.
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah ujian (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghaabun : 15)
Dalam setiap ujian, tentunya Anda ingin lulus bukan? Apalagi jika lulusnya dengan nilai yang baik, siapa yang tidak ingin begitu? Maka dari itu, anggaplah semua ini adalah “ujian mendadak” yang memang sudah disiapkan oleh Allah kepada kita. jika kita sebelumnya sudah belajar untuk menghadapi ujian mendadak itu, tentulah hati kita tidak akan kaget bila tiba-tiba nanti Allah menguji kita.
Baik, sekarang ujiannya sudah diberikan, dan saya sedang menjalaninya. Tapi masalahnya saya belum belajar sehingga sekarang saat ditimpa musibah saya kaget sehingga saya tidak bisa mengatasinya dengan baik, rasanya berat sekali, dan saya seakan-akan tidak bisa berbuat apa-apa.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuarangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun’ (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya jualah kami kembali.) mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S Al Baqarah: 155-157)
Memang kita akui, sangat berat menjalani suatu ujian yang ditimpakan saat kita sedang bahagia. Itu butuh waktu, tidak bisa hilang begitu saja. Iman Anda perlu ditambah, sikap Anda perlu diperbaiki, Anda perlu dukungan banyak dari mana saja. Wallahua’lam (pm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar