Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal atau common sense yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid yaitu kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut melalui diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas?
Menurut Carol ann Tomlinson, untuk mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun diatas learning community yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah
pembelajar. Guru akan memimpin murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap
dan praktik-praktik yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar.
Lalu bagaimana penerapannya di kelas?
Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan
kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Keputusan-keputusan yang dibuat terkait dengan tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas, bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan
belajar muridnya, menciptakan lingkungan belajar yang ‘mengundang’ murid untuk
belajar, manajemen kelas yang efektif, dan penilaian berkelanjutan.
Langkah-langkah penerapan di kelas dapat dilakukan melalui
1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
2. Memetakan kesiapan minat dan profil belajar peserta didik
3. Melakukan diferensiasi konten proses dan produk
4. Menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan
menyenangkan
5. Melakukan penilaian berkelanjutan
Bagaimana
pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan
membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan
belajar peserta didik seorang guru perlu melakukan identifikasi terhadap
kebutuhan belajar peserta didik , di mana pembelajaran berdiferensiasi haruslah
berpihak pada peserta didik. Strategi pembelajaran didasari oleh kebutuhan
dasar peserta didik yang meliputi kesiapan minat dan profil belajar peserta
didik, serta lingkungan belajar yang positif dan saling menghargai.
Strategi pembelajaran diferensiasi yaitu 1. Diferensiasi
konten yang merujuk pada strategi dalam membedakan
pengorganisasian penyampaian konten yang disampaikan oleh guru. 2. Diferensiasi
proses merujuk pada strategi untuk membedakan proses belajar yang harus
dijalani oleh peserta didik yang dapat memungkinkan mereka untuk memahami isi
materi yang diberikan. 3. Diferensiasi produk merujuk pada strategi untuk
memodifikasi hasil belajar latihan penerapan dan pengembangan yang telah
dipelajari peserta didik.
Selain hal-hal di atas, agar pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi
kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal perlu
juga diperhatikan hal-hal berikut.
1. Bersifat proaktif
Di dalam kelas guru akan selalu berasumsi bahwa murid yang berbeda
memiliki kebutuhan yang berbeda dan secara proaktif merencanakan pembelajaran
yang menyediakan berbagai cara untuk mengekspresikan dan mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Bersifat kualitatif
Banyak guru secara salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran
berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan dan yang
lainnya lebih sedikit. Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin
tampak masuk akal, namun yang seperti itu biasanya justru tidak efektif.
3. Berakar pada penilaian
Produk akhir atau cara lain dari penilaian akhir atau
sumatif akan mengambil berbagai bentuk dengan tujuan untuk menemukan cara
terbaik bagi setiap murid untuk menunjukkan hasil belajarnya selama unit
tersebut berlangsung.
4. Pendekatan terhadap konten proses dan produk
Di kelas guru setidaknya berurusan dengan tiga elemen
kurikulum yaitu
- 1. Konten atau masukan apa yang dipelajari murid
- 2. Proses yaitu bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi dan
- 3. Produk yaitu keluaran atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.
5. Berpusat pada murid
Hal ini dilandasi pada premis bahwa pengalaman belajar
paling efektif adalah ketika pembelajaran tersebut berhasil ‘mengundang’ murid
untuk terlibat Relevan dan menarik bagi murid.
6. Merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas,
kelompok, dan individual
Ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan kelas,
mengulas kembali dan berbagi yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk
mengeksplorasi individu atau kelompok kecil.
7. Bersifat organik dan dinamis
Kolaborasi yang berkelanjutan dengan murid diperlukan untuk
memperbaiki peluang belajar agar efektif untuk setiap murid. Guru memantau
kecocokan antara kebutuhan murid dan proses pembelajaran mereka serta membuat
penyesuaian sebagaimana diperlukan.
Kaitan antara
pembelajaran berdiferensiasi dengan materi di modul lainnya.
1. Filosofi Ki Hajar
Dewantara
Pendidik berperan sebagai pendamping, pengarah atau among
yang akan membimbing murid untuk mengembangkan semua potensi yang ada di dalam
dirinya sehingga terbentuk profil pelajar Pancasila. Merdeka belajar dapat
diwujudkan melalui pembelajaran berdiferensiasi dikarenakan setiap peserta
didik terlahir dengan kodrat alam, dan kodrat zamannya masing-masing, sehingga
dengan pembelajaran berdiferensiasi setiap peserta didik dapat memperoleh
kesempatan belajar yang sesuai dengan kesiapan minat dan profil belajarnya
masing-masing.
2. Peran dan nilai
guru penggerak
Peran dan nilai guru penggerak dapat diwujudkan sebuah
merdeka belajar apabila seorang guru penggerak dapat memiliki nilai dan peran
tersebut di dalam dirinya serta mampu menerapkannya di dalam proses
pembelajaran. Peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran menggerakkan
komunitas praktisi mendorong kolaborasi antar guru menjadi kunci bagi guru lain
dan mewujudkan kepemimpinan murid. Nilai guru penggerak antara lain mandiri
reflektif kolaboratif inovatif serta berpihak pada murid.
3. Visi guru
penggerak
Pembelajaran berdiferensiasi dapat membentuk profil Pelajar
Pancasila. Hal ini sesuai dengan visi
guru penggerak dan sekolah yang dibangun berdasarkan pemetaan kekuatan internal
dan eksternal melalui sebuah konsep perubahan yang dibuat melalui inkuiri
apresiatif atau yang disebut dengan BAGJA. Untuk itu guru penggerak perlu
melakukan kolaborasi. Guru Penggerak juga perlu melakukan pemetaan kekuatan
yang dimiliki oleh sekolah melalui kolaborasi dengan warga sekolah, mampu
mendukung murid berdasarkan kesiapan minat dan profil belajar peserta didik,
sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi visi bersama guru penggerak
dan sekolah.
4. Budaya positif
Untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, kelas atau sekolah harus memiliki lingkungan belajar yang positif yang didukung dengan kemampuan seorang guru dalam menjadi manajer yang baik dalam pembelajaran, sehingga setiap peserta didik merasa diterima dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, merasa aman dan nyaman, bisa saling menghargai serta peserta didik, juga bisa berkolaborasi dengan guru dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan dalam lingkungan belajar yang aman nyaman dan menyenangkan dan menyenangkan penuh dengan budaya positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar