Senin, 08 November 2021

2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

 


Definisi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal atau common sense yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid yaitu kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana  guru merespon kebutuhan belajar tersebut melalui diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas?

Menurut Carol ann Tomlinson, untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun diatas learning community yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar. Guru akan memimpin murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar.

Lalu bagaimana penerapannya di kelas?

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat terkait dengan tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, menciptakan lingkungan belajar yang ‘mengundang’ murid untuk belajar, manajemen kelas yang efektif, dan penilaian berkelanjutan.

Langkah-langkah penerapan di kelas dapat dilakukan melalui

1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

2. Memetakan kesiapan minat dan profil belajar peserta didik

3. Melakukan diferensiasi konten proses dan produk

4. Menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan menyenangkan

5. Melakukan penilaian berkelanjutan

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik seorang guru perlu melakukan identifikasi terhadap kebutuhan belajar peserta didik , di mana pembelajaran berdiferensiasi haruslah berpihak pada peserta didik. Strategi pembelajaran didasari oleh kebutuhan dasar peserta didik yang meliputi kesiapan minat dan profil belajar peserta didik, serta lingkungan belajar yang positif dan saling menghargai.

Strategi pembelajaran diferensiasi yaitu 1. Diferensiasi konten yang merujuk pada strategi dalam  membedakan pengorganisasian penyampaian konten yang disampaikan oleh guru. 2. Diferensiasi proses merujuk pada strategi untuk membedakan proses belajar yang harus dijalani oleh peserta didik yang dapat memungkinkan mereka untuk memahami isi materi yang diberikan. 3. Diferensiasi produk merujuk pada strategi untuk memodifikasi hasil belajar latihan penerapan dan pengembangan yang telah dipelajari peserta didik.

Selain hal-hal di atas, agar  pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal perlu juga diperhatikan hal-hal berikut.

1. Bersifat proaktif

Di dalam kelas guru akan selalu berasumsi bahwa murid yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda dan secara proaktif merencanakan pembelajaran yang menyediakan berbagai cara untuk mengekspresikan dan mencapai tujuan pembelajaran.

2. Bersifat kualitatif

Banyak guru secara salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan dan yang lainnya lebih sedikit. Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal, namun yang seperti itu biasanya justru tidak efektif.

3. Berakar pada penilaian

Produk akhir atau cara lain dari penilaian akhir atau sumatif akan mengambil berbagai bentuk dengan tujuan untuk menemukan cara terbaik bagi setiap murid untuk menunjukkan hasil belajarnya selama unit tersebut berlangsung.

4. Pendekatan terhadap konten proses dan produk

Di kelas guru setidaknya berurusan dengan tiga elemen kurikulum yaitu

  • 1. Konten atau masukan apa yang dipelajari murid
  • 2. Proses yaitu bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi dan
  • 3. Produk yaitu keluaran atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.

 

5. Berpusat pada murid

Hal ini dilandasi pada premis bahwa pengalaman belajar paling efektif adalah ketika pembelajaran tersebut berhasil ‘mengundang’ murid untuk terlibat Relevan dan menarik bagi murid.

6. Merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok, dan individual

Ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan kelas, mengulas kembali dan berbagi yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk mengeksplorasi individu atau kelompok kecil.

7. Bersifat organik dan dinamis

Kolaborasi yang berkelanjutan dengan murid diperlukan untuk memperbaiki peluang belajar agar efektif untuk setiap murid. Guru memantau kecocokan antara kebutuhan murid dan proses pembelajaran mereka serta membuat penyesuaian sebagaimana diperlukan.

 

Kaitan antara pembelajaran berdiferensiasi dengan materi di modul lainnya.

1. Filosofi Ki Hajar Dewantara

Pendidik berperan sebagai pendamping, pengarah atau among yang akan membimbing murid untuk mengembangkan semua potensi yang ada di dalam dirinya sehingga terbentuk profil pelajar Pancasila. Merdeka belajar dapat diwujudkan melalui pembelajaran berdiferensiasi dikarenakan setiap peserta didik terlahir dengan kodrat alam, dan kodrat zamannya masing-masing, sehingga dengan pembelajaran berdiferensiasi setiap peserta didik dapat memperoleh kesempatan belajar yang sesuai dengan kesiapan minat dan profil belajarnya masing-masing.

2. Peran dan nilai guru penggerak

Peran dan nilai guru penggerak dapat diwujudkan sebuah merdeka belajar apabila seorang guru penggerak dapat memiliki nilai dan peran tersebut di dalam dirinya serta mampu menerapkannya di dalam proses pembelajaran. Peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran menggerakkan komunitas praktisi mendorong kolaborasi antar guru menjadi kunci bagi guru lain dan mewujudkan kepemimpinan murid. Nilai guru penggerak antara lain mandiri reflektif kolaboratif inovatif serta berpihak pada murid.

3. Visi guru penggerak

Pembelajaran berdiferensiasi dapat membentuk profil Pelajar Pancasila. Hal ini  sesuai dengan visi guru penggerak dan sekolah yang dibangun berdasarkan pemetaan kekuatan internal dan eksternal melalui sebuah konsep perubahan yang dibuat melalui inkuiri apresiatif atau yang disebut dengan BAGJA. Untuk itu guru penggerak perlu melakukan kolaborasi. Guru Penggerak juga perlu melakukan pemetaan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah melalui kolaborasi dengan warga sekolah, mampu mendukung murid berdasarkan kesiapan minat dan profil belajar peserta didik, sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi visi bersama guru penggerak dan sekolah.

4. Budaya positif

Untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, kelas atau sekolah harus memiliki lingkungan belajar yang positif yang didukung dengan kemampuan seorang guru dalam menjadi manajer yang baik dalam pembelajaran, sehingga setiap peserta didik merasa diterima dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, merasa aman dan nyaman, bisa saling menghargai serta peserta didik, juga bisa berkolaborasi dengan guru dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan dalam lingkungan belajar yang aman nyaman dan menyenangkan dan menyenangkan penuh dengan budaya positif.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar