Minggu, 22 Februari 2015

Jujur

❄Orang-orang Yang Jujur❄

Jujur merupakan kesesuaian antara ucapan dengan kenyataan atau antara keadaan yang terlihat dengan keadaan yang tersembunyi.

Jika seseorang mengucapkan perkataan sesuai dengan apa yang terdapat di dalam hatinya dan dibuktikan dengan perbuatannya, dia dikatakan orang jujur.

Orang yang bersikap sesuai dengan keyakinan yang terdapat di dalam hatinya juga disebut orang jujur. Inilah pengertian jujur secara umum.

Jujur merupakan akhlak mulia dan terpuji, namun betapa sulit kita mendapatkan orang yang jujur pada zaman ini. Di zaman kerusakan, kejujuran menjadi barang yang amat langka. Orang yang jujur pun dikesankan sebagai orang yang lugu, polos, culun, atau bahkan bodoh. Tidak jarang orang jujur menjadi obyek ledekan dan tertawaan.


[20:30 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: Beratnya beragam masalah dalam kehidupan yang harus dihadapi turut mendorong orang untuk memilih dusta daripada jujur, na’udzubillahi min dzalik. Wajar, jika akhirnya kerusakan, kecurangan, dan segala bentuk kejahatan merajalela. Kebaikan mana lagi yang tersisa jika kejujuran telah sirna.

Wahai saudaraku yang beriman dan ridha kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Salam sebagai nabi dan rasul, simaklah
wasiat dari makhluk Allah yang terbaik Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Salam berikut ini. Beliau bersabda ;

"Hendaklah kalian jujur karena kejujuran akan membawa pada kebajikan, sedangkan kebajikan akan membawa pada surga. Seseorang terus jujur dan berusaha selalu jujur sehingga dia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.

Dan hindarilah dusta karena dusta akan membawa pada kejahatan, sedangkan kejahatan akan membawa pada neraka. Seseorang terus berdusta dan berusaha selalu berdusta sehingga di dicatat di sisi Allah sebagai pendusta". (Shahih Al-Jami’)


[20:31 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: ��Mengapa Harus Jujur❓

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan orang-orang beriman untuk bersama orang-orang yang benar dan jujur, dan mengkhususkan orang-orang yang diberi kenikmatan, yaitu ; para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

”Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah : 119).

Kejujuran juga membuat hati menjadi tenang, sedangkan dusta membuat hati selalu bimbang dan ketakutan.

Seperti hadits Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam,

“Kejujuran itu membawa ketenangan, sedangkan dusta mendatangkan kebimbangan.”
(HR. at-Tirmîdzî, hasan shahih)

Dasar iman ialah kejujuran dan dasar nifaq ialah kedustaan. Oleh karena itu, dusta dan iman tidak akan berkumpul kecuali salah satunya memerangi yang lain. Maka, tidak layak seorang mukmin berdusta.

Di dalam al-Muwaththa’ disebutkan pula dari Shafwan bin Salim bahwa Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, “Apakah seorang mukmin itu terkadang pengecut?” Beliau menjawab, “Ya.”
Beliau ditanya, “Apakah seorang mukmin itu terkadang kikir?” Beliau menjawab, “Ya.”
Beliau ditanya, “Apakah seorang mukmin itu berdusta?” Beliau menjawab, “Tidak.” (HR. Malik)


[20:31 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: ��Macam-macam Kejujuran��

1⃣ Jujur dan Benar Dalam Berkata��

Kejujuran harus ada dalam setiap kata yang keluar dari mulut orang beriman, walaupun dalam perkataan yang dimaksudkan untuk bergurau.

Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

”Aku menjamin rumah di taman-taman surga bagi siapa saja yang meninggalkan debat walaupun dia benar, dan rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta walaupun dia bergurau, dan rumah di surga teratas bagi siapa saja yang baik akhlaknya.” (Shahih Al-Jami’)

Begitu juga seorang muslim harus jujur dalam jual-belinya, yaitu dengan tidak mengatakan kecuali yang benar sehingga dia tidak berdusta, tidak curang dan tidak menipu.

Oleh karena itu, kita dapati Islam menyebar di Afrika karena kejujuran kaum muslimin dalam jual-beli mereka. Sampai-sampai penduduk Afrika merasa kagum dengan kejujuran dan toleransi kaum muslimin sehingga mendorong mereka untuk berbondong-bondong memeluk agama Allah.

Betapa umat ini sangat membutuhkan akhlak dan mu’amalat tersebut yang diajarkan Islam untuk kebahagiaan seluruh umat manusia.


[20:31 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 2⃣ Benar Dalam Niat dan Kemauan��

Hal itu kembali kepada pada keikhlasan.

Apabila amalnya dicampuri oleh sedikit pamrih diri, hilanglah kebenaran niatnya. Pelakunya pun bisa menjadi seorang pendusta sebagaimana dikisahkan dalam hadits tentang tiga orang, yaitu orang yang sering membaca Al-Qur’an, orang yang sering bersedekah, dan mujahid.

Ketika orang yang sering membaca Al-Qur’an berkata, ”Saya dulu sering membaca Al-Qur’an...”,

Allah mengatakannya dusta dalam kehendak dan niatnya. Bukan membaca Al-Qur’an itu sendiri yang Allah dustakan. Begitu juga dengan dua sahabatnya.

Niat dan tujuan mereka adalah dunia. Tidak ada dalam amal atau niat mereka  sedikitpun untuk Allah Jalla Wa ‘Ala.


[20:33 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 3⃣ Benar Dalam Tekad dan Pelaksanaannya��

Benar dalam tekad misalnya, ”Jika Allah memberiku harta, aku akan menyedekahkan semuanya.”

Tekad ini diucapkan kadang dengan kesungguhan dan kadang pula dengan keraguan.

Adapun benar dalam pelaksanaan tekad misalnya dengan melaksanakan tekad itu dan jiwanya rela, karena tidak ada kesulitan di dalamnya kecuali jika hakikat-hakikat terwujud, tekad jelas dan syahwat menang.

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman,

”Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah,’Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah’.....hingga firman-Nya, ”Dan juga karena dusta mereka.” (At-Taubah : 75-77)


[20:34 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 4⃣ Jujur dan Benar Dalam Berbuat ��

Yaitu dengan kesamaan antara batin dan lahirnya sehingga amalan lahirnya, seperti khusyuk dan semisalnya, tidak menunjukkan kebalikan dari batinnya.

Seorang sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam berkata, ”Aku berlindung kepada Allah dari khusyuknya nifaq.”

Orang-orang bertanya,”Apa itu khusyuknya nifaq?”

“Engkau melihat tubuh yang khusyuk, tapi hatinya tidak khusyuk,” jawabnya.

Mutharrif mengatakan,”Apabila batin dan lahir seorang hamba adalah sama, maka Allah ‘azza wa jalla berkata, ’Inilah hamba-Ku yang sebenarnya’.”


[20:44 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 5⃣ Jujur dan Benar Dalam Akhlak Agama��

Kejujuran jenis ini merupakan derajat kejujuran tertinggi, seperti jujur dalam khauf (takut kepada Allah), raja’ (mengharap pahala dan ridha Allah), zuhud, ridha, cinta dan tawakal.

Perkara-perkara ini mempunyai prinsip-prinsip yang tercermin dalam namanya kemudian juga mempunyai tujuan-tujuan dan hakikat-hakikat.

Marilah kita membuat permisalan khauf.

Kita katakan, tidak ada seorang hamba yang beriman kepada Allah kecuali dia takut kepada Allah dengan ketakutan yang sesuai dengan kata takut itu. Akan tetapi, dia belum mencapai derajat hakikat.

Tidakkah engkau melihatnya ketika takut kepada sulthan (penguasa), bagaimana dia pucat dan gemetar karena takut melakukan pelanggaran.

Kemudian dia takut kepada neraka, tapi tidak nampak padanya sedikit pun refleksi takut itu ketika melakukan maksiat.

Oleh karena itu, Amir bin Abdul Qais berkata,

”Saya heran terhadap surga. Orang yang menginginkannya tidur. Saya juga heran terhadap neraka. Orang yang hendak melarikan diri darinya tidur. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin).


[20:47 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: Ikhwati fillah...

Kejujuran adalah pangkal segala kebaikan.

Kejujuran mampu menjadi benteng dari segala tindak kejahatan, bahkan menjadi inti dari segala kebaikan.

Sebagaimana hadits Nabi,

“innash-shidqayahdiilal-birri"

”Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan".

Huruf alif dan lam pada kata ‘al-birr’ bermakna umum, yakni kebaikan yang berhubungan dengan makhluk maupun dengan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.

Maka, tiada Nabi diutus melainkan dibekali dengan sifat shidiq.

Kemudian, jika Allah telah meridhai Islam sebagai agama bagi kita, dan ia adalah agama yang menganjurkan akhlak mulia. Sementara shidiq (jujur), adalah sifat baik yang paling agung yang harus disandang seorang muslim, maka mengapa kita tidak bersikap shidiq kepada Allah?

Semoga materi ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk senantiasa bersikap jujur dalam segala aspek kehidupan

اللهم صلى على نبينا محمد و على آله و اصحابه و سلم...

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

اخير الدعوانا، ان الحمد لله رب العلمين

Team Asaatidz AHQ��

Tidak ada komentar:

Posting Komentar