Minggu, 22 Februari 2015

Memupuk Semangat Ibadah

Secara bahasa ibadah diambil dari kata
ta’bid yang artinya tunduk. Adapun, Imam
Ibnu Taimiyah mendefinisikan ibadah
sebagai berikut,” nama yang mencakup
setiap hal yang dicintai Allah dan diridhoi-
Nya, baik ucapan maupun perbuatan. Baik
lahir maupun batin.

Ibadah mrupakan jembatan penghubung
antara Rabb dan hambanya. Jembatan
untuk mendapatkan kasih saying dan
magfiroh dari Allah swt. Semakin kokoh
jembatan tersebut, maka semakin
melimpahlah ramhat, ampunan dan kasih
sayang Allah kepadanya. Karenanya, sudah seharusnya semangat ibadah kita dipupuk dan dipelihara. Tak lain supaya ibadah yang kita lakukan menjadi sebuah
kenikmatan tertinggi yang tiada tara.

Orang yang merasakan nikmatnya iman,
bisa merasakan kenikmatan dalam
bermunajat dan ketaatan kepada Allah
SWT. Karenanya wajar jika Rasulullah
selalu menunggu-nunggu waktu beribadah seperti seorang kehausan yang menanti datangnya air. Ketika masuk waktu salat, beliau bersabda kepada Bilal, ”Hai Bilal, hiburlah kami dengan shalat.” Dan tidak heran pula ketika beliau bersabda, ”danjadikan shalat sebagai penyejuk hati.”

Banyak cara untuk memupuk semangat
ibadah, antara lain sebagai berikut.

Tetap dalam keikhlasan

Ikhlas berarti hanya mengharap ridho allahsemata. Ia tak akan pernah beribadah hanya sekedar tujuan duniawi. Hatinya hanya tertuju pada Allah dan tidak terkontaminasi oleh riya, kesombongan, nifak dan iri dengki.
Bahkan ketika ibadah itu mengandung
resiko yang besar sekali pun, ia akan tetap melaksanakannya dan ia akan semakin bersemangat dalam beribadah.

Mujahadah dalam beramal

Mujahadah artinya kesungguhan dan
keseriusan. Seseorang yang bermujahadah dalam beribadah akan selalu berusaha
menyingkirkan segala aral melintang yang mengganggu kesungguhannya tersebut.
Tak jarang, amal ibadah seseorang akan
bernilai sia-sia ketika berleha-leha, lalai
serta tidak memiliki motivasi yang jelas
saat beramal. Kesungguhan dalam
beribadah akan mempersempit ruang gerak setan sehingga tidak aka nada kesempatan menggelincirkan manusia kepada kesesatan. Kepada orang yang
bermujahadah dalam beribadah, Allah SWT, akan memberikan petunjuk ke jalan yang
diridhoiNya. Firman-Nya, ”Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhoan) kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-‘Ankabut:69).
Sifat mujahadah akan menambah semangat ibadah seperti yang Nampak jelas pada diri rasulullah saw, yang selalu salat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Ketika itu
Aisyah bertanya.”mengapa engkau lakukan hal itu (salat malam), bukankah Allah swt, sudah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang? Rasulullah menjawab, ”Bukankah sepantasnya aku
menjadi orang yang selalu bersyukur?”

Selalu intropeksi diri

Seorang muslim yang selalu mengoreksi
dirinya, melihat setiapamal yang sudah ia
kerjakan di masa yang lalu akan selalu
mempertimbangkan kehidupannya di masa yang akan datang. Jangan sapai dirinya melakukan kesalahan yang sama, jangan sampai ia terjatuh pada lubang yang sama.
Pada akhirnya, kesalahan yang pernah ia
lakukan tak pernah ia ulang, amal kebaikan yang sekiranya kurang akan ditambah dengan amal-amal unggulan.
Allah berfirman, ”Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah swt,
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr : 18 )

Selalu berdoa

Dalam beribadah kita selalu membutuhkan motivasi yang kuat. Untuk membangun motivasi kita tidak selayaknya hanya mengandalkan diri kita saja. Rasul telah mencontohkan satu doa yang biasa beliau baca sehabis shalat yang berisi permohonan agar kita senantiasa meminta
bantuan kepada allah untuk memiliki
kekuatan dalam beribadah.
“Ya Allah bantulah aku untuk senantiasa
berdzikir kepada-Mu, senantiasa bersyukur
kepada-Mu, dan senantiasa beribadah
dengan baik kepada-Mu.”

Doa adalah senjata orang beriman. Karena itu sudah semestinya kita sering memohon kepada-Nya untuk mendapatkan bimbingan
dan petunjuk-Nya. Kekuatan doa sangat
luar biasa. Bahkan doa bisa mengubah
takdir sebagaimana dalam keterangan
berikut, ”Tiada sesuatu yang bisa menolak takdir selain doa, dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan.
Sesungguhnya seseorang diharamkan rejeki baginya disebabkan dosa yang
diperbuatnya.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)

Memperbanyak dzikir dan tobat

Apabila iman sudah menyentuh relung hati yang paling dalam. Niscaya penghayatan terhadap rasa ketuhanan akan mengisi relung hatinya yang terdalam. Pemujaan terhadap egoism akan disingkirkan dan meleburkan diri pada penghambaan dan ketaatan yang purna.

Dzikir adalah ingatan yang terus menerus
ada kepada Allah dalam hati serta
menyebut nama-Nya dengan lisan. Bukan
berarti kita setiap waktu harus melafakan
dzikir dan hati terfokus pada asma allah.
Tapi bagaimana amal dan tingkah laku kita mencerminkan seorang hamba yang selalu merasa diawasi oleh Allah. Di samping dzikir dalam hati dan lisan, ia juga dzikir dengan anggota badan.

Merasa takut ketika akan berbuat hal yang nista. Karena kita
tahu, bahwa Allah Maha Melihat apa yang
diperbuat hambanya. Berada dalam lingkungan yang soleh
Faktanya, manusia adalah makhluk yang
sangat mudah terpengaruhi oleh keadaan
sekitarnya. Lingkungan memegang peranan penting dalam pembentukan karakter manusia. Kalau kita ingin mendapat hidayah Allah, maka carilah lingkungan yang kondusif.

Memang, bergaul dengan orang-orang yang soleh, bukan berarti akan membuat kita terbebas dari berbuat dosa. Namun, jika kita bergaul dengan lingkungan yang tidak soleh, maka rintangan yang dihadapi akan jauh lebih besar.

Jujur

❄Orang-orang Yang Jujur❄

Jujur merupakan kesesuaian antara ucapan dengan kenyataan atau antara keadaan yang terlihat dengan keadaan yang tersembunyi.

Jika seseorang mengucapkan perkataan sesuai dengan apa yang terdapat di dalam hatinya dan dibuktikan dengan perbuatannya, dia dikatakan orang jujur.

Orang yang bersikap sesuai dengan keyakinan yang terdapat di dalam hatinya juga disebut orang jujur. Inilah pengertian jujur secara umum.

Jujur merupakan akhlak mulia dan terpuji, namun betapa sulit kita mendapatkan orang yang jujur pada zaman ini. Di zaman kerusakan, kejujuran menjadi barang yang amat langka. Orang yang jujur pun dikesankan sebagai orang yang lugu, polos, culun, atau bahkan bodoh. Tidak jarang orang jujur menjadi obyek ledekan dan tertawaan.


[20:30 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: Beratnya beragam masalah dalam kehidupan yang harus dihadapi turut mendorong orang untuk memilih dusta daripada jujur, na’udzubillahi min dzalik. Wajar, jika akhirnya kerusakan, kecurangan, dan segala bentuk kejahatan merajalela. Kebaikan mana lagi yang tersisa jika kejujuran telah sirna.

Wahai saudaraku yang beriman dan ridha kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Salam sebagai nabi dan rasul, simaklah
wasiat dari makhluk Allah yang terbaik Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Salam berikut ini. Beliau bersabda ;

"Hendaklah kalian jujur karena kejujuran akan membawa pada kebajikan, sedangkan kebajikan akan membawa pada surga. Seseorang terus jujur dan berusaha selalu jujur sehingga dia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.

Dan hindarilah dusta karena dusta akan membawa pada kejahatan, sedangkan kejahatan akan membawa pada neraka. Seseorang terus berdusta dan berusaha selalu berdusta sehingga di dicatat di sisi Allah sebagai pendusta". (Shahih Al-Jami’)


[20:31 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: ��Mengapa Harus Jujur❓

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan orang-orang beriman untuk bersama orang-orang yang benar dan jujur, dan mengkhususkan orang-orang yang diberi kenikmatan, yaitu ; para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

”Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah : 119).

Kejujuran juga membuat hati menjadi tenang, sedangkan dusta membuat hati selalu bimbang dan ketakutan.

Seperti hadits Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam,

“Kejujuran itu membawa ketenangan, sedangkan dusta mendatangkan kebimbangan.”
(HR. at-Tirmîdzî, hasan shahih)

Dasar iman ialah kejujuran dan dasar nifaq ialah kedustaan. Oleh karena itu, dusta dan iman tidak akan berkumpul kecuali salah satunya memerangi yang lain. Maka, tidak layak seorang mukmin berdusta.

Di dalam al-Muwaththa’ disebutkan pula dari Shafwan bin Salim bahwa Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, “Apakah seorang mukmin itu terkadang pengecut?” Beliau menjawab, “Ya.”
Beliau ditanya, “Apakah seorang mukmin itu terkadang kikir?” Beliau menjawab, “Ya.”
Beliau ditanya, “Apakah seorang mukmin itu berdusta?” Beliau menjawab, “Tidak.” (HR. Malik)


[20:31 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: ��Macam-macam Kejujuran��

1⃣ Jujur dan Benar Dalam Berkata��

Kejujuran harus ada dalam setiap kata yang keluar dari mulut orang beriman, walaupun dalam perkataan yang dimaksudkan untuk bergurau.

Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

”Aku menjamin rumah di taman-taman surga bagi siapa saja yang meninggalkan debat walaupun dia benar, dan rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta walaupun dia bergurau, dan rumah di surga teratas bagi siapa saja yang baik akhlaknya.” (Shahih Al-Jami’)

Begitu juga seorang muslim harus jujur dalam jual-belinya, yaitu dengan tidak mengatakan kecuali yang benar sehingga dia tidak berdusta, tidak curang dan tidak menipu.

Oleh karena itu, kita dapati Islam menyebar di Afrika karena kejujuran kaum muslimin dalam jual-beli mereka. Sampai-sampai penduduk Afrika merasa kagum dengan kejujuran dan toleransi kaum muslimin sehingga mendorong mereka untuk berbondong-bondong memeluk agama Allah.

Betapa umat ini sangat membutuhkan akhlak dan mu’amalat tersebut yang diajarkan Islam untuk kebahagiaan seluruh umat manusia.


[20:31 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 2⃣ Benar Dalam Niat dan Kemauan��

Hal itu kembali kepada pada keikhlasan.

Apabila amalnya dicampuri oleh sedikit pamrih diri, hilanglah kebenaran niatnya. Pelakunya pun bisa menjadi seorang pendusta sebagaimana dikisahkan dalam hadits tentang tiga orang, yaitu orang yang sering membaca Al-Qur’an, orang yang sering bersedekah, dan mujahid.

Ketika orang yang sering membaca Al-Qur’an berkata, ”Saya dulu sering membaca Al-Qur’an...”,

Allah mengatakannya dusta dalam kehendak dan niatnya. Bukan membaca Al-Qur’an itu sendiri yang Allah dustakan. Begitu juga dengan dua sahabatnya.

Niat dan tujuan mereka adalah dunia. Tidak ada dalam amal atau niat mereka  sedikitpun untuk Allah Jalla Wa ‘Ala.


[20:33 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 3⃣ Benar Dalam Tekad dan Pelaksanaannya��

Benar dalam tekad misalnya, ”Jika Allah memberiku harta, aku akan menyedekahkan semuanya.”

Tekad ini diucapkan kadang dengan kesungguhan dan kadang pula dengan keraguan.

Adapun benar dalam pelaksanaan tekad misalnya dengan melaksanakan tekad itu dan jiwanya rela, karena tidak ada kesulitan di dalamnya kecuali jika hakikat-hakikat terwujud, tekad jelas dan syahwat menang.

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman,

”Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah,’Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah’.....hingga firman-Nya, ”Dan juga karena dusta mereka.” (At-Taubah : 75-77)


[20:34 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 4⃣ Jujur dan Benar Dalam Berbuat ��

Yaitu dengan kesamaan antara batin dan lahirnya sehingga amalan lahirnya, seperti khusyuk dan semisalnya, tidak menunjukkan kebalikan dari batinnya.

Seorang sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam berkata, ”Aku berlindung kepada Allah dari khusyuknya nifaq.”

Orang-orang bertanya,”Apa itu khusyuknya nifaq?”

“Engkau melihat tubuh yang khusyuk, tapi hatinya tidak khusyuk,” jawabnya.

Mutharrif mengatakan,”Apabila batin dan lahir seorang hamba adalah sama, maka Allah ‘azza wa jalla berkata, ’Inilah hamba-Ku yang sebenarnya’.”


[20:44 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: 5⃣ Jujur dan Benar Dalam Akhlak Agama��

Kejujuran jenis ini merupakan derajat kejujuran tertinggi, seperti jujur dalam khauf (takut kepada Allah), raja’ (mengharap pahala dan ridha Allah), zuhud, ridha, cinta dan tawakal.

Perkara-perkara ini mempunyai prinsip-prinsip yang tercermin dalam namanya kemudian juga mempunyai tujuan-tujuan dan hakikat-hakikat.

Marilah kita membuat permisalan khauf.

Kita katakan, tidak ada seorang hamba yang beriman kepada Allah kecuali dia takut kepada Allah dengan ketakutan yang sesuai dengan kata takut itu. Akan tetapi, dia belum mencapai derajat hakikat.

Tidakkah engkau melihatnya ketika takut kepada sulthan (penguasa), bagaimana dia pucat dan gemetar karena takut melakukan pelanggaran.

Kemudian dia takut kepada neraka, tapi tidak nampak padanya sedikit pun refleksi takut itu ketika melakukan maksiat.

Oleh karena itu, Amir bin Abdul Qais berkata,

”Saya heran terhadap surga. Orang yang menginginkannya tidur. Saya juga heran terhadap neraka. Orang yang hendak melarikan diri darinya tidur. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin).


[20:47 08/02/2015] ‪+62 823-0442-4463‬: Ikhwati fillah...

Kejujuran adalah pangkal segala kebaikan.

Kejujuran mampu menjadi benteng dari segala tindak kejahatan, bahkan menjadi inti dari segala kebaikan.

Sebagaimana hadits Nabi,

“innash-shidqayahdiilal-birri"

”Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan".

Huruf alif dan lam pada kata ‘al-birr’ bermakna umum, yakni kebaikan yang berhubungan dengan makhluk maupun dengan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.

Maka, tiada Nabi diutus melainkan dibekali dengan sifat shidiq.

Kemudian, jika Allah telah meridhai Islam sebagai agama bagi kita, dan ia adalah agama yang menganjurkan akhlak mulia. Sementara shidiq (jujur), adalah sifat baik yang paling agung yang harus disandang seorang muslim, maka mengapa kita tidak bersikap shidiq kepada Allah?

Semoga materi ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk senantiasa bersikap jujur dalam segala aspek kehidupan

اللهم صلى على نبينا محمد و على آله و اصحابه و سلم...

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

اخير الدعوانا، ان الحمد لله رب العلمين

Team Asaatidz AHQ��