Minggu, 10 April 2022

Aksi Nyata Modul 3.3 Pendidikan Guru Penggerak

 


Peningkatan Literasi Digital Siswa Bersama Rumah Belajar

 

1.Peristiwa (Fact) Latar Belakang Aksi Nyata

Sudah dua tahun pandemi COVID-19 mewabah dan learning loss menjadi salah satu dampak sosial negatif yang muncul. Pandemi menyebabkan proses belajar mengajar harus dilakukan secara daring. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan selama pandemi memegang prinsip mengutamakan kesehatan dan keselamatan, serta mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak. Karena itu, pemerintah selalu mengkaji kebijakan pembelajaran sesuai dengan konteks perkembangan pandemi dan kebutuhan pembelajaran. Secara bertahap, saat ini sekolah-sekolah di Indonesia sudah melaksanakan pembelajaran secara langsung. Hal ini dilakukan sebagai solusi untuk mencegah dampak sosial negatif berkepanjangan yang muncul pada siswa, salah satunya adalah learning loss.

 

Pembelajaran tatap muka saat ini dilakukan terbatas. Dengan demikian, sangat dibutuhkan adanya sumber belajar atau referensi rujukan tambahan untuk membantu proses belajar anak. Di masa pandemi seperti sekarang ini, belajar secara online/ streaming menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh siswa & siswi demi memutus persebaran virus Corona penyebab penyakit Covid-19. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung program pemerintah Indonesia, melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) meluncurkan portal belajar online yang dikenal dengan nama Rumah Belajar.

 

Fitur utama Rumah Belajar

1. Kelas Digital

2. Sumber Belajar

3. Bank Soal

4. Laboratorium Maya

 

Portal Rumah Belajar yang bisa diakses di https://belajar.kemdikbud.go.id ini tidak hanya dimanfaatkan oleh siswa & siswi, tetapi juga para guru untuk mendukung proses belajar mengajar agar menjadi lebih interaktif. Dan bisa diakses kapanpun, baik di dalam atau diluar jam belajar.

 

Rumah Belajar sendiri ternyata sudah mulai dirintis Kemendikbud dari tahun 2008, secara resmi diluncurkan 3 tahun setelahnya. Tujuan utama program Rumah Belajar adalah :

 

1.     Memperluas dan mempermudah akses materi pembelajaran bagi siswa.

2.    Meningkatkan kemampuan para pengajar untuk beradaptasi dengan teknologi.

 

Ini semua dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman digital. Sedangkan materi yang tersedia di Rumah Belajar disediakan oleh Kemendikbud. Seluruh materi disajikan menggunakan audio video, sehingga akan mempermudah memahami materi terkait.

Fitur utama Rumah Belajar

 

Melihat dari situ Rumah Belajar Kemendikbud, dibagi menjadi 4 fitur utama, yaitu :

 

1. Kelas Digital

Kelas Digital ini merupakan Learning Management System (LMS) yang dikembangkan dengan tujuan memfasilitasi proses pembelajaran virtual antara guru dan siswa.

 

2. Sumber Belajar

Sumber belajar ini merupakan fitur yang menyajikan materi bagi siswa dan guru berdasarkan kurikulum, dalam bentuk gambar, video, animasi, simulasi, evaluasi, dan permainan.

 

3. Bank Soal

Bank soal ini merupakan kumpulan soal dan materi evaluasi siswa yang dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran.

 

4. Laboratorium Maya

Laboratorium Maya ini merupakan simulasi praktikum yang disajikan secara interaktif dan menarik, tersedia lembar kerja siswa dan teori praktikum.

 

Selain itu, juga tersedia fitur lainnya, yaitu :

 

1. Buku sekolah elektronik

Buku sekolah elektronik ini menjadi alternatif untuk para siswa yang tidak dapat membeli buku fisik. Selain itu sebagai tambahan referensi acuan belajar. Saat ini telah tersedia lebih dari 2000 buku

 

2. Modul digital

 

3. Peta budaya

Peta budaya ini digunakan untuk mempelajari berbagai macam budaya di Indonesia

 

4. Wahana jelajah angkasa

Wahana jelajah angkasa digunakan sebagai simulasi benda-benda angkasa

 

5. Pengembangan keprofesian berkelanjutan

 

Yang dilakukan pada aksi nyata berikut alasan melaksanakan aksi nyata :

Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid di maksudkan untuk mewujudkan kepemimpinan murid, program ini di lakukan dengan harapan siswa siswi bisa menumbuhkan sikap berani dalam dirinya, berani tampil dan mengekspresikan dirinya dan menghargai seni dan budaya nasional dan bisa mengembangkan potensi atau bakat yang di milikinya.

Aksi nyata ini di lakukan untuk mewujudkan langkah pengelolaan program yang berdampak pada murid dengan berbasis pemetaan aset sekolah menggunakan model BAGJA Yang dilakukan guna memastikan sebuah program yang berdampak pada murid. Sehingga bisa menjadi langkah konkrit keterlibatan sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah.

Tujuan Utama melaksanakan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :

§   Membangun kesadaran siswa atas pentingnya meningkatkan literasi digital  untuk mendukung pembelajaran yang efektif

§   Menumbuhkan kemampuan berprikir kritis siswa

§   Menumbuhkan jiwa kepemimpinan siswa

§   Menjadikan kegiatan literasi digital sebagai budaya positif bagi siswa

§   Melatih kemandirian siswa dalam memecahkan masalah

§   Menumbuhkan budi pekerti dan kepribadian yang baik kepada siswa

§   Memanfaatkan gawai/gadget yang dimiliki dalam menumbuhkan dan meningkatkan literasi murid.

 

 

Hasil Aksi Nyata yang di lakukan

 

Secara umum program berjalan dengan baik, sehingga tujuan dapat tercapai. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:

 

1.      Murid mengaktifkan akun belajar id dibimbing oleh guru dan petugas operator sekolah

2.      Murid membuat akun dan login di portal rumah belajar

3.      Murid mendapatkan sosialisasi fitur, menu dan kegunaan portal rumah belajar

4.      Dengan bimbingan guru, murid memanfaatkan konten di rumah belajar untuk mendukung pembelajaran.

Dengan terlaksananya program ini , maka program ini pada dasarnya dirancang untuk menumbuhkan akan pentingnya budaya literasi baik dengan buku-buku yang ada di perpustakaan maupun dengan memanfaatkan kanl-kanal digital. Siswa-siswi perlu di perkenalkan betapa pentingnya kegiatan literasi yang dilakukan sehingga sebagai generasi muda penerus bangsa akan selalu menjunjung budaya yang mampu menggunakan gadget secara bijak. Di perlukan sebuah pembiasaan yang menjadi sebuah budaya. Dengan pelaksanan kegiatan yang rutin dan berkelajutan dari program ini maka dampak pada murid dalam hal meningkatkan minat dan bakat serta jiwa kepemimpinan dan juga kepedulian akan literasi akan membuahkan hasil.

Kegiatan literasi digital yang di lakukan di SMPN 2 Tanjungsari di atas menunjukan bahwa kegiatan literasi tidak semata – mata dilakukan secara manual saja, tetapi juga bisa dilakukan secara digital dengan bimbingan oleh guru . Untuk memperkaya sumber belajar, Peserta didik diberikan pengarahan untuk memanfaatkan segala fitur yang ada di rumah belajar untuk menunjang pembelajaran mereka . Dengan demikian, loss learning akibat pembelajaran tatap muka terbatas dapat diminimalisasi.

 

2.PERASAAN (FEELING)

Perasaan saat merencanakan aksi nyata program yang berdampak pada murid ini adalah merasa tertantang karena program ini bertujuan untuk meminimalisasi loss learning sekaligus meningkatkan literasi siswa.

Saya juga merasa optimis dengan pencapaian program yang sudah berjalan. Terlaksananya program ini tidak terlepas dari kolaborasi semua pemangku kepentingan (kepala sekolah, OPS, guru) terutama siswa yang sangat antusias terlibat dalam program literasi digital ini. Dengan respon yang baik dari warga sekolah terutama murid membuat saya ingin terus terlibat dalam pengelolaan program ini agar lebih baik lagi ke depannya dan dengan harapan dapat terus berkelanjutan.

 

3. PEMBELAJARAN ( FINDING) YANG DI DAPAT DARI PELAKSANAAN AKSI NYATA.

Pembelajaran yang di dapatkan dari aksi nyata adalah terwujudnya kepemimpinan murid dalam literasi digital untuk meminimalisasi loss learning, menumbuhkan minat baca serta jiwa kepemimpinan, terwujudnya karakter siswa yang memiliki pengetahuan dari sumber – sumber informasi yang diperoleh dan menjadi siswa yang berani tampil dan mengekspresikan bakat maupun potensinya pada akhirnya besar harapan saya bahwa program ini akan bisa mewujudkan profil pelajar pancasila.

Dari aksi nyata ini saya mendapatkan banyak pelajaran penting, yaitu bagiamana saya menyusun dan mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan pemetaan aset model BAGJA. Selain itu saya menyadari pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk suksesnya program ini. Saya juga belajar bahwa peran guru tidak terbatas pada pembelajaran di dalam kelas saja namun harus peduli dan ikut terlibat dalam mengelola program yang berdampak pada murid .

4. PENERAPAN KEDEPAN (FUTURE) RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELKASANAAN DI MASA DEPAN

Recana perbaikan ke depan yaitu mengoptimalkan kolaborasi dengan seluruh guru mata pelajaran agar mendampingi siswa untuk mengakses portal rumah belajar  sebagai referensi dan sumber belajar tambahan untuk siswa.

Demikianlah aksi nyata modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid yang saya lakukan di sekolah saya SMPN 2 Tanjungsari, semoga program yang saya lakukan ini dapat meminimalisasi loss learning di sekolah saya sekaligus meningkatkan literasi siswa .